Senin, 15 Agustus 2011

Pernikahan..........Berkah?


Kehidupan berumah tangga mungkin bagi sebagian orang menjadi impian yang menyenangkan. Namun dalam kenyataannya tidak semua kehidupan rumah tangga memberikan kebahagiaan. Tidak sedikit pasangan yang akhirnya merasa tertekan dan menderita dalam kehidupannya. Suami yang memperlakukan istrinya seperti pembantu, pembantu tanpa gaji kecuali hanya menerima pemberian seadanya untuk uang belanja kebutuhan rumah tangga.

Sudah menjadi tradisi, mungkin, jika pekerjaaan rumah tangga, mencuci, memasak, dan mengurus anak adalah perkerjaan istri. Suami kerja mencari nafkah di luar rumah, dan pulang semua sudah harus tersedia dan rapi. Suami selalu menganggap bahwa pekerjaan di rumah sama sekali tidak melelahkan, punya banyak waktu untuk santai dan tidur. Sementara mereka sendiri di tempat kerjanya, punya banyak waktu untuk ngobrol dengan temen-teman kantornya, main games, atau buka internet sepuasnya. Ketika pulang ke rumah, menemui istrinya yang gaptek dan tidak modis, mulai membandingkan dengan teman kantor wanitanya, tanpa pernah berfikir untuk meningkatkan kualitas istrinya. Bahkan ada seorang laki-laki yang berkata, dia ingin mencari mesin yang bisa mengerjakan segalanya, ya, mesin itu maksudnya adalah istri,bisa dipakai dan disuruh mengerjakan apa saja, karena sebagai suami merasa punya kekuasaan.

Sebagai seorang suami, seharusnya mengerti bahwa pekerjaan mengurus urusan rumah tangga bukanlah kewajiban istri. Tidak ada dalam syariat islam yang mewajibkan istri untuk mengerjakan itu, hanya bersikap patuh dan tunduk kepada suami selama tidak bertentangan dengan perintah Allah. Dan seandainya istri telah dengan rela mengerjakan semua dan bahkan tidak sedikit yang membantu mencari nafkah untuk kebutuhan rumah tangga, tidak bisakah suami bersikap lebih lembaut dan bersedia membantu pekerjaan rumah tangga, namun mengapa tidak sedikit istri yang tetap mendapat perlakuan buruk dari suaminya. Apa yang salah dengan keadaan ini? Apa suami yang tidak mengerti hukum agama. Tidak mengerti, tidak tahu, tapi ketika diberitahu mengapa masih tidak mau menerima dan menganggap hanyalah sesuatu yang tidak penting.

Tidak sedikit istri yang dalam malam-malamnya berisi tangis dalam diam ketika mendapat perlakuan buruk dari suaminya, tanpa berani teriak melawan, tanpa berani berkata tidak dan membantah. pada saat itu mungkin hanya sebuah kata sabar dan percaya dengan kemahaadilan Allah demi sebuah keutuhan perjalanan kehidupan rumah tangga. Semoga Allah selalu meridhoi langkah istri-istri dengan kesabaran ini dan selalu mengampunkan dosa-dosa mereka.

11 komentar:

  1. yang merasa tertekan dan menderita dalam kehidupannya... itu artinya mereka belum siap.. pertanyaannya adalah.. mengapa jika mereka belum siap, tapi berani beraninya nikah?!??!

    *rada sewot liat pasangan2 yang amburadul, mode on :(

    BalasHapus
  2. hmm.. masya Allah.. Semoga kepada siapa saja yang sudah menikah dapat melihat kembali apa tujuannya menikah, dan semoga dapat lebih komitmen terhadap pilihannya..

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum mbak Atik.. ehm lama enggak mampir nih saya. makin cantik aja nih blognya. piye kabare si kecil?

    Semoga saja saya kelak bisa menjadi seorang suami yang mengerti istri..aamiin

    BalasHapus
  4. Pernikahan yg bahagia, akan membahagiakan kesuanya (suami-istri), tak ada tekananan apapun..., (sok tau sy :)

    Salam kenal & sukss!

    BalasHapus
  5. @Majalah Masjid Kita : harus diakui bahwa tidak semua pasangan yang menikah itu siap menjalani pernikahan lahir dan batin, dan tidak semua punya visi yang sama ketika mereka menikah, maka jadilah masalah demi masalah datang tanpa bisa mereka selesaikan dengan baik.

    @iiNgreeN : Amin.

    @Lozz Akbar : Waalaikum salam. Maksih udah mampir Mas. ALhamdulillah janinku tambah besar. Semoga bisa menjalani persalinan yang lancar dan normal. Doain yo.

    @dedekusn : Salam kenal juga. Semoga nanti bisa mendapatkan istri yang sholehah.

    BalasHapus
  6. sy belum menikah, tapi menurut saya tidak sepantasnya kesemena-menaan terjadi dalam rumah tangga. dari pihak manapun itu. ada banyak hal yang perlu dipikirkan untuk menuju hidup bahagia. tapi sebagian besar manusia hanya melihat dimana seharusnya sesuatu berakhir dan tidak pada bagaimana itu bisa terjadi... :)

    salam kenal...

    BalasHapus
  7. Pernikahan yang berkah, sakinah mawadah wa rohmah adalah impian setiap insan. . .

    BalasHapus
  8. Amin.... Semoga kekuatan selalu terpancar pada semua istri-istri yang sholekhah.

    BalasHapus
  9. pernikahan. . .
    hmmm, aku mah masih lama

    BalasHapus
  10. Bagus bgt :') realita kehidupan

    BalasHapus
  11. saya seorang istri yang sering mengalami malam2 yg diisi dgn tangis dalam diam, dan jujur saja perasaan kepada suami semakin lama semakin luntur. Apa yg saya lakukan selalu kurang di mata suami saya. Mungkin karena saya hanya ibu rumah tangga sehingga suami merasa saya tidak akan bisa mandiri tanpanya. Walaupun dulu sebelum menikah saya mempunyai karir yg bagus dan semua itu saya tinggalkan untuk mengabdi pada keluarga saya, tapi jujur saja saya sering merasa menyesal karena melepaskan karir saya.
    Pesan saya untuk seluruh perempuan di dunia ini : jadilah wanita yg mandiri, tetaplah punya penghasilan walaupun telah menikah.
    Karena seorang suami yg pada awal pernikahan berjanji untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup istri bisa berubah kapanpun menjadi seorang suami yg merasa berat untuk menghidupi istrinya. Manusia selalu berubah, dan tidak selalu perubahan itu ke arah yg lebih baik

    BalasHapus

RAJA AMPAT TOURISM

  RAJA AMPAT TOURISM Raja Ampat is one of the most famous tourist destinations in Indonesia, located in Southwest Papua Province. The beauty...