Kutuliskan kalimat-kalimat ini kepada teman-teman lelakiku, adik-adik lelakiku, kakak-kakak lelakiku, dan saudara-saudara lelakiku yang telah mempunyai keinginan untuk MENIKAH, namun sampai detik ini masih belum berani untuk mengambil keputusan MENIKAH. Begitu gampang mengucapkan kata MENIKAH, padahal untuk melakukannya tidak sedikit laki-laki yang maju, mundur, maju lagi dan mundur lagi. Apa karena takut sehingga mereka belum berani menghitbah seorang wanita? Belum cukup gajinya? Belum cukup kesholehannya? Belum ada yang cocok? Atau ada sebab lain. Hanya mereka yang tahu.
Apakah alasan ekonomi yang akhirnya menjadi penghambat, menjadi alasan untuk menunda. Bukankah Allah dalam firman-Nya QS An Nuur ayat 32 telah memerintahkan hamba-Nya untuk menikah, bahkan jika hamba-Nya tak berpunya, Allah berjanji akan memberikan kemampuan pada hamba-Nya tersebut keluasan rezeki, kemampuan mencari nafkah, yang penting adalah adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terus bekerja dan berusaha. Pintu rezeki dari Allah itu banyak dan akan selalu dibukakan untuk hamba-Nya yang mau berusaha. Rasulullah juga telah bersabda dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Hakim dan Abu Dawud,
“Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¨
Kalau dengan alasan ekonomi, laki-laki menunda pernikahan, lantas bagaimana dengan laki-aki yang dari sisi ekonomi sudah mapan, tapi masih belum juga menikah. Ternyata ada penyebab lain, bukan alasan syar’I menurut ku. Seperti saudara laki-lakiku, umurnya sudah menginjak 29 tahun, sudah bekerja pada sebuah instansi pemerintah dengan pendapatan yang lebih dari cukup untuk dirinya sendiri. Ketika kutanya mengapa belum menikah juga. Alasannya satu, ‘aku belum menemukan seseorang seperti dia yang pernah jadi kekasihku dulu, seseorang yang pernah jadi cinta pertamaku’. Aduh, rumit betul urusannya kalo sudah bicara cinta, apakah cinta itu tak bisa berpindah. Mengapa harus bertahan pada satu cinta, pada satu orang, bukankah masih ada wanita lain. Jangan menutup diri untuk datangnya cinta yang lain. Cinta itu bisa tumbuh, bisa datang, karena itu harus dicari dengan kesungguhan hati.
Bukankan Rasulullah SAW telah memberikan pedoman pada umatnya tentang wanita seperti apa yang layak untuk dijadikan istri. Mengapa tidak dijadiikan itu saja sebagai pegangan, sebagai kriteria yang insya Allah pasti akan membawa kebaikan.
“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak”(HR. Abu Dawud).
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Dari dua hadist di atas, jelas bahwa Rasulullah menyuruh menikahi wanita yang beragama (kedudukan, harta, dan kecantikan juga perlu, tapi lebih penting yang beragama), yang mencintaimu, dan mau serta mampu melahirkan anak-anakmu.
Mengapa harus yang beragama? Karena hanya wanita sholihatlah yang mampu membuat bahagia seorang suami. Ia menyenangkan jika dipandang suaminya, taat pada perintah suaminya. Wanita itu harus mencintaimu. Tentu saja. Jika ia cinta, dia akan ridho atas semua yang ada pada suaminya. Ia menghargai suaminya, menghormati dan menerima apapun pemberian suaminya.
Mau dan mampu melahirkan anak-anak. Mengapa saya tambah keterangan ‘mau’ karena tidak sedikit wanita yang mampu melahirkan anak-anak, tapi mereka belum ingin mempunyai anak, tidak ingin punya anak banyak, belum siap menjadi ibu, dan sebagainya, yang menurutku tidak seharusnya seperti itu.
Dan satu lagi hal yang tidak kalah penting seperti difirmankan Allah SWT dalam Qs. An Nisaa' ayat 3 :
“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja”.
Yups, tentu saja Laki-laki harus menyenangi wanita yang ingin dia nikahi, atau paling tidak ada sesuatu yang membuatnya suka. Sepertinya poin ini pasti jadi persyaratan penting bagi seorang laki-laki ketika memutuskan untuk mencari istri. Jadi tidak perlu diperpanjang hehe. Ayo menikahlah……..
Gambar diambil dari sini
hehehe cinta penting sih makanya pas nazhar juga disarankan adanya satu ketertarikan dari seseorang untuk menambah perasaan cintanya setelah menikah :D
BalasHapusDengan adanya cinta, pernikahan itu menjadi indah. Ddan buatlah cinta itu semakin bersemi setelah melalui pintu pernikahan. Jadi kalo sudah ada yang dicintai, diajak nikah aja ya.
BalasHapuswah secara mental saya dah siap menikah Mbak Atik.. tapi sopo sing gelem dirabi yo heheheh
BalasHapussaya masih belum siap, nunggu lulus kul dan kerja dulu
BalasHapusayo para laki-laki... ^^
BalasHapus@Lozz : mesti ono Mas. Doa & usaha yang maksimal...heheh
BalasHapusAndinoeg : Ada bukunya anak Pipit Senja, Haekal tentang perjalanan nikah dininya, (saya lupa judulnya). Bisa jadi bahan bacaan tuh........
yustha tt : makasih udah mampir ya
Anak saya sudah 1 mbak, istri masih 1, hehehe
BalasHapusBTW permalinknya kayaknya ga cocok tuh
sama2 mb atikah.. :)
BalasHapussaya juga heran kalo ngeliat temen2 yang blom "mantep" untuk ngelanjutin ke jenjang itu, padahal kalo diliat dari segi materi mereka dah berkecukupan
BalasHapussemoga segera diberi hidayah deh,amin!
hheeeeheeee....
BalasHapusProvokatif nih judulnya :D
iya deh, semoga dilancarkan semuanya. aamiin
@bundamahes : Amin. Semoga diberi keberanian ya Bun. Kasihan kan yang telah ditakdirkan sbg pendampingnya jadi kelamaan nunggu.
BalasHapus@dhedhi :Alhamdulillah kalo ada yang merasa terprovokasi.
Tausiyah yang menyejukkan, syukron
BalasHapustuh..ayo..para bujangan...silahkan secepatnya nikahh...hehe
BalasHapusbelum ketemu jodohnya tuh
BalasHapus@Mawardi : Afwan. Semoga membawa kebaikan ya. Insya Allah.
BalasHapus@julicavero : Alhamdulillah ada juga yang ikut jadi provokator nikah. Makasih ya.
@joe : Belum ketemu. Ayo dicari, kalo emang udah siap.
Saya sepakat jika cinta bisa tumbuh bersama dengan waktu...mungkin di jaman modern ini saya di sebut old fashion sama teman-teman saya tapi saya yakin bahwa cinta bisa tumbuh bersamaan dengan waktu....hanya saja lelaki kadang suka banyak pertimbangan akan sadar kalau saat perempuan yang sebenarnya tepat buat dia itu pergi...
BalasHapus@Hani : Iya betul, baru lelaki sadar bahwa dia mencintai seorang perempuan setelah ditinggal pergi, seperti kata Khalil Gibran 'Cinta tidak menyadari kedalamannya, sampai ada saat perpisahan'.
BalasHapusKenapa musti takut menikah... kalo boleh malah nambah 2x... hahaha
BalasHapus@tonykoes : Boleh, asal nafakahnya cukup dan bisa adil. Siap? hehehe
BalasHapusHahahahaha.... tertarik lihat gambarnya...
BalasHapus:-D Gambar yang bertahan paling lama saat saya jadikan Photo profil...