Mengapa sih harus nikah lagi


Barusan ketemu temen lama, jadinya malah ngegosip. Ah, dasar cewek. 
Gak pengen ngomongin orang sebenarnya, tapi semoga bisa ngambil ibroh dari setiap cerita yang terjadi. Seorang bapak temen lama di kantor  sebelumnya menikah lagi dan sudah mempunyai seorang anak.  
Istrinya datang ke kantor untuk sidang dengan menangis sejadi-jadnya. Kasihan…………


Mengapa sih ketika seorang laki-laki ingin menikah lagi harus melakukannya dengan diam-diam.
Memang sepanjang sepengetahuan saya, dalam agama islam tidak ada keharusan meminta izin kepada istri pertama ketika ingin menikah lagi, tapi………..apa salahnya semuanya harus dibicarakan baik-baik. 
Jika istri tidak setuju dan tidak bisa menerima, mengapa harus dilakukan, untuk apa? 
Untuk mencari kepuasan karena di rumah tidak lagi mendapat perhatian dari istri? 
Kenapa tidak dikomunikasikan kepada istri, mungkin istri tidak menyadari perubahan yang terjadi. 
Sekali lagi, seharusnya jika harus menikah lagi, niat, jangan lupa niat harus dipasang untuk ibadah.

Tidak ada seorang wanita pun yang rela berbagi cinta dengan wanita lain kecuali karena niat ibadah. 
Mungkin ada seorang wanita yang merelakan suaminya punya istri lagi, tapi ah………..mungkin hanya wanita tertentu. 
Wanita yang memiliki keimanan lebih, yang menjadikan orientasi hidupnya hanyalah mencari keridhoan Allah.

Gak kebayang kalo saya yang jadi istrinya. 
Kalo saya mungkin salah, tidak menjadi istri yang baik, tidak bisa melakukan tugas saya dengan sempurna, kenapa saya tidak dibimbing, kenapa saya tidak diajarkan bagaimana menjadi istri yang sholihah, 
kenapa saya dibiarkan dan ketika saya melakukan kesalahan,
seenaknya saja suami mencari penyejuk hati di luar rumah. 
Walaupun mungkin pernikahan suami dengan wanita lain adalah pernikahan yang sah, mana mungkin saya begitu saja bisa menerima kenyataan itu. 

Secara pribadi, saya tidak menentang poligami. Itu adalah hukum Allah. 
Jika saya tidak menerimanya, saya takut tidak dianggap umat Nabi Muhammad. 
Tapi semua kembali ke pribadi masing-masing. Dari pada saya sering sakit hati dan malah bikin banyak dosa ketika suami menikah lagi, lebih saya tidak pernah menyetujui jika suami saya menikah lagi. 
Lebih baik hidup sendiri dengan anak-anak dari pada merasakan menderitanya menjadi istri dari suami beristri dua.