Tangis itu

Akhirnya untuk pertama kali setelah selama enam hari berhalangan memuja-Mu, mengadu pada-Mu, akhirnya sholat ashar ini menjadi ajang pengaduanku. Lama sekali rasanya Ya Allah aku tidak menemui-Mu. Dan untuk kesekian kalinya, dialah yang menjadi imam sholat ashar kali ini (semoga dia tidak lagi membaca blog ini). Sungguh, Ya Allah, maafkan aku sekali lagi aku memohon semoga Kau jadikan dia imam untukku. Ampuni aku Ya Allah berani memohon sesuatu yang sangat tidak pantas untukku, berani memohon sesuatu diluar takdir-Mu. Aku tidak pernah ingin menentang takdir-Mu Ya Allah.



Ya Allah, ikhlaskan tangisku kali ini. Semoga ini jadi pembelajaran untukku tentang kesabaran menahan rindu yang pasti masih akan terus kurasa. Menahan perasaan sesak di dada, terasa menggumpal, sakit. Tidak bersamanya sesaat saja mampu membuatku bersedih dan menangis. Sungguh Ya Allah, cobaan ini sangat berat untukku. Ketika aku selalu ingin bersamanya, ketika hati selalu terpaut padanya. Aku sungguh tak sanggup lagi menahan air mata ini. Andai aku tahu isi hatinya. Andai dia menyambut perasaan ini, andai dia pun punya perasaan yang sama sepertiku, mungkin akan aku tinggalkan semua, apapun yang kumiliki. Tapi, aku tak ingin lagi berharap. Aku ingin melupakan semua. Mungkin awalnya akan sangat sakit. Asal dia bisa berbahagia dengan seseorang yang bisa membahagiakannya, maka aku akan menikmati saja sakit ini. Semoga mulai malam ini aku bisa menghentikan aktivitas Hp ku bersamanya.

Ya Allah kabulkan doaku kali ini.............