Cinta dan Cemburu

Rasa cinta  yang ada dalam diri seseorang adalah perasaan yang datang tidak dengan tiba-tiba. Cemburu datang karena ada perasaan cinta yang mengiringi, yang berawal dari kenal, tahu dan akhirnya tumbuh rasa sayang. Cinta tak kan datang pada seseorang yang belum saling tahu. Bagaimana akan cinta jika tidak pernah mengenal. Seluruh panca indra turut merasakan sakit dan perihnya ketika merasakan cinta dan cemburu, padahal cinta dan cemburu itu sendiri adalah masalah hati. Persoalan yang bukan hanya manusia yang membuat, tapi juga ada andil Tuhan, Sang Pencipta rasa didalamnya.
  
Cinta, selalu saja ada rasa yang lain yang akhirnya tumbuh mengiringi rasa itu. Rasa rindu, benci, cemburu, bahkan lebih dari itu dendam, ketika tak mampu mendapat, tak mampu untuk selalu bersama orang yang dicintai. Cinta kepada seorang manusia, pada seorang hamba, tidak semua bisa tulus. Harapan-harapan yang dibangun pasti hanya akan meninggalkan rasa sakit, karena tidak semua manusia bisa disebut makhluk yang tulus, yang rela berkorban apapun tanpa mengharap imbalan. Jika cinta itu sebuah ketulusan, mengapa harus ada harapan, harus ada angan dan keinginan. Ketika cemburu telah ada bersamaan dengan cinta, maka hasrat untuk memiliki dan menguasai menjadi sesuatu yang bisa jadi dominan, dan saat itu berhati-hatilah karena rasa cemburu bisa membunuh. Agar cemburu menjadi sesuatu yang bernilai, maka sikapilah cemburu dengan wajar. Bukan cemburu membabi buta, penuh gejolak kemarahan, tapi jadikan cemburu sebagai sarana untuk lebih memperbaiki diri.

Dua orang manusia yang terlibat dalam sebuah pernikahan, yang katanya pernikahan itu sakral, janji setia selamanya, tapi kenyataannya bisa jadi sebuah ajang untuk memaksakan kehendak, memaksakan keinginan dengan sebuah alibi cinta. Maka saat itu, cinta tidaklah ada kecuali hanyalah sebuah keinginan untuk memiliki dan menguasai. Ketika jiwa dan raga benar-benar dalam suatu perasaan cinta yang tulus, mengapa harus ada keinginan untuk menguasai.


Ketika rasa cinta telah tertanam dalam hati seorang manusia pada seorang manusia yang lain, maka tak ada lain yang harus dilakukan selain berusaha untuk menghilangkan perasaan itu. Karena rasa-rasa yang lain yang mengiringi rasa cinta itu sendiri akan menyebabkan rasa sakit dan perih, keputusasaan, kesedihan, dan tangis. Tidak ada yang lebih pantas dicintai selain Allah, yang tiada cela dan cacat pada-Nya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”

Cinta kepada manusia, apalagi kepada seseorang yang belum halal atau malah sama sekali tak akan halal adalah sebuah cinta yang menghancurkan. Cinta seperti ini harus segara dihilangkan dengan berbagai upaya, dengan sebuah cinta yang suci, cinta yang hakiki, yaitu cinta pada Allah SWT.

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghilangkan perasaan cinta dan cemburu yang membunuh:
  1. Cintailah seseorang yang halal, yang telah dipilihkan Allah hanya sewajarnya saja. Jangan pernah menafikan bahwa dia bukanlah milik kita. Dia adalah milik Allah. Dia hanyalah seorang manusia yang memiliki hati yang lemah. Boleh jadi sekarang dia milik kita, hanya mencintai kita, tapi bisa jadi suatu saat dia akan berpaling. Ketika masa itu tiba, maka jadikan cemburu sesuatu yang baik, yang kan menjadikan kita lebih baik dalam mencintai. Dengan kesadaran ini, maka cintailah Allah saja, Sang pemilik Keabadian.
  2. Ketika mencintai seseorang yang tidak halal, maka tahanlah pandangan darinya. Mata adalah pintu menuju hati. Ketika mata telah terpikat, maka hatipun jatuh dalam perasaan cinta. Tundukkan pandangan dan hilangkan bayangan.
  3.  Berusaha mencari kesibukan. Setiap kita pasti punya suatu kegemaran. Kegemaran yang positif tentunya, yang akan membawa kebaikan untuk kehidupan kita selanjutnya. Tapi ingat, jangan gemar nonton sinetron tentang cinta karena ini adalah kesibukan yang justru akan menghanyutkan. Cari kesibukan yang akan melupakan kita akan perasaan cinta, yang akan menghilangkan sakit dan cemburu yang kemudian tumbuh dari rasa cinta yang ada. 
Semoga hati-hati pencinta selalu hanyalah tentang cinta yang tulus, seperti cinta Allah pada hamba-hambanya, seperti cinta Rosululullah pada umatnya, dan seperti cinta seorang ibu pada anak-anaknya.