Hari-hari

Hari semakin cepat berlalu. Banyak cerita yang perlu diceritakan, walaupun banyak yang rasanya tak pantas untuk dibicarakan. Tentang rasa dan tentang asa yang mungkin sewajarnya hanya dimohonkan pada Allah saja. Ketika diri rasa tak mampu lagi bertahan dengan segala harapan yang rasanya tak akan sampai.
Aku berada dalam keadaan yang sangat tidak pasti. Dengan rasa rindu yang terus ada, dengan rasa cinta yang terus bertahan, dengan harapan yang terus tumbuh. Mungkin cinta ini, jika memang ini cinta, adalah cinta yang biasa, tidak ada pengorbanan yang bisa kuberikan, tidak ada kebahagiaan yang bisa kujanjikan, karena akupun tak pernah mampu mengerti dengan semua perasaan ini.

Rasa pilu, rasa tak mampu yang kurasa ketika aku sadar tak akan mampu mewujudkan semua anganku. Aku merasa sakit dalam sebuah keputusasaan. Semuanya seolah menjadi tidak berarti. Hidupkupun seakan tak ada arti lagi karena ku tak kan mampu meraih impianku. Mengapa semua harapan ke arah bahagia yang kuingin raih selalu pergi menjauh. Apakah aku memang harus bertahan dengan keadaanku saja, tanpa pernah lagi punya impian, harapan dan angan.


Dalam setiap tarikan nafasku, bahkan dalam keadaan tidak sadarku dalam lelap tidurku, bayang itu masih menghantuiku. Bagaimana malamku jadi tidak terasa sepi, jika dia yang kuharap meramaikan hariku justru hadir dalam mimpiku. Membiarkan rindu terus bermain tanpa mengerti bahwa tak akan mudah membiarkan rasa ini pergi. Aku masih merasakan rindu yang sama, bahkan rasa malu yang terus kucoba buat tetap tak mampu menghancurkan benteng pertahanan atas segala kerinduanku.


Aku masih merindukan hari-hari bersamamu, masih dengan harapan yang sama akan ada bahagia yang akan kuraih jika bisa bersamamu. Tidakkah kau mengerti. Aku merasa dirimulah yang saat ini berharga untukku, untuk masa depanku. Biarkan aku dan pergilah engkau. Jangan pedulikan aku. Aku menyayangimu, selalu.