Diamku

Ya Allah, dalam diamku, dalam puasaku, aku tetap tak juga mampu menahan diri dan pandanganku. Begitu susahkah Ya Allah untuk bisa memendam semua rasa ini.  



Aku benar-benar merasa tak berdaya dengan semua keinginanku. Aku tetap tak mampu untuk mengerti mengapa harapan-harapan ini masih terus ada. Dengan semua ketidakberdayaanku, ketidakpantasanku, ketidakmampuanku seharusnya semua ini akan berhenti. Setiap selesai sholat seharusnya aku mampu memurnikan semua harapku hanya pada-Mu, Ya Allah. Tapi, justru saat itulah aku merasa sangat merindukan kebersamaan dan hari-hari kebersamaan dengannya. 

Ya Allah, Engkau maha tahu, betapa kerinduan itu hanya ada dalam hati. Mungkin aku terlalu sering menuangkan kerinduanku dalam tulisan, tapi itu karena ketidakmampuanku menghadirkan Engkau sebagai satu-satunya yang harus aku rindu. Aku tak pernah tahu, juga tak pernah mengerti hikmah apa yang Engkau siapkan dibalik semua rasa ini. Atau ini hanyalah pertanda betapa lemahnya imanku. Betapa aku seharusnya terus berupaya untuk mencari hanyalah cinta-Mu. Ampuni aku ya Allah, jangan Engkau hukum aku karena kesalahan dan ketidakmampuanku.


Semoga dia yang hanya dirinya yang halal aku cintai memaafkan semua rasa ini, dan semoga dia yang lain yang selalu hadir dalam semua ingatanku juga memaafkan semua perasaanku.